Saturday, June 7, 2014

Who did it to you?


Aku selalu ingin menanyakan hal tersebut pada banyak orang. Tapi aku memilih untuk menguburnya dalam-dalam mengingat pertanyaan tersebut bisa jadi terdengar lancang bagi sebagian orang. Mengapa? Karena jawaban atas pertanyaan tersebut pastilah sebuah nama. Atau bahkan beberapa nama. Padahal, some names will taste bitter. Beberapa nama terkadang memang sukar untuk diucapkan, kalau pun tidak, nama tersebut pasti hanya menjadi dengung dalam kepala. Kalau pun berhasil diucapkan, nama tersebut akan membuka sebuah pintu pada satu cerita lalu. Yang mau tidak mau, cepat ataupun lambat, akan kembali menjadi suatu hal yang berputar-putar dalam hitungan waktu. Yang katanya, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan berhentinya.

Ada beberapa yang merasa tidak apa-apa dengan pertanyaan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang dengan besar hati mau menjawab bahkan tidak segan-segan menceritakan apa yang ada dibalik nama tersebut ketika ditanya lebih jauh. Mereka merasa bahwa dengan begitu, mereka sudah satu langkah dalam melonggarkan lilitan. Semakin banyak mereka menjawab dan membagi, semakin terdengar biasa nama tersebut bagi mereka. Atau setidaknya, tidak seperih yang pertama. Tapi ada juga beberapa yang merasa perasaannya terkoyak habis-habisan dengan pertanyaan tersebut. Bagi mereka, dihujani pertanyaan seperti ini adalah alasan mengapa lilitan terasa semakin erat. Tidak mau mengambil konsekuensi, mereka memilih untuk menghindar. Tapi aku berani bertaruh, sepersekian detik setelah menghindari, nama tersebut malah memenuhi ruangan. Dan hanya mereka saja yang mampu melihat sesaknya.

Jadi benar, kan, jika ku katakan bahwa pertanyaan tersebut terdengar lancang. Beberapa nama memang membawa mimpi buruk. Mendengarnya sama dengan melukai perasaan. Tapi, sekali ini saja, biarkan aku menanyakannya pada kalian. Who did it to you?