Tuesday, March 12, 2013

Siluet.

Aku tidak tahu sudah berapa banyak siluet dari perempuan itu yang dia minum hari ini. Tapi berapapun itu, aku yakin jumlahnya cukup banyak. Mungkin kalau ditakar, sudah setengah botol diminumnya. Dan semuanya, per sendoknya, per teguknya, bukanlah sesuatu yang pernah dia hitung. Dia satu dari banyak orang yang tidak mempermasalahkan jumlah. Dia satu dari banyak orang yang lebih memilih mengetahui ada atau tidaknya sesuatu, itu saja. Sama seperti ketika dia meminum siluet perempuan itu. Selama siluet itu masih ada, dia akan tetap mencoba.

Bagiku, siluet perempuan itu ibarat candu untuknya. Dia tahu siluet itu terlalu jauh tapi dia tetap tidak bisa menjauh. Bahkan untuk berhenti menggapai barang sejenak saja, dia butuh waktu berpikir berkali-kali. Dengan jawaban akhir yang bisa ditebak-tidak-untuk itu. Mungkin suatu hari nanti dia benar-benar butuh seorang terapis. Tapi bagiku, terapis dari negeri manapun, dari belahan bumi manapun, tidak akan pernah bisa membuat dia sadar dengan mudah. Dia sendiri sudah menghabiskan tahunan untuk menyukai siluet perempuan itu. Jadi kurasa, terapis manapun juga membutuhkan waktu tahunan untuk menyembuhkannya. Mungkin juga lebih baik kalau mereka mencari siluet dari perempuan lain, meskipun sebenarnya ini buruk karena terdengar memaksa. Tapi siapa tahu, dia bisa berpaling.