Aku mendesah, mengusap permukaannya dengan saputangan perlahan.
Jam tangan kecil ini permukaannya masih bening, angkanya masih jelas terlihat.
Tidak, tentu tidak ada angka berderet yang membentuk lingkaran karena ini bukan
jam analog. Aku tidak menyukai jam seperti itu. Entah karena aku malas
membacanya atau karena ada hal lain. Hal lain. Jam ini mengingatkanku akan
sesuatu.
Aku
membenci waktu. Membencinya yang selalu berputar seakan tak ada habisnya.
Lingkaran, bentuk yang paling banyak mendominasi jam, memang tak punya titik
akhir. Seakan percaya kalau semua cerita dalam hidup tidak akan pernah terhenti
oleh apapun. Padahal, coba lihat setiap kenyataan yang ada? Tidak ada hal yang
seperti itu. Itu sebabnya mengapa harus ada lembaran baru. Biar aku perjelas. Dengar,
aku hanya sedang membenci waktu. Membencinya yang selalu berputar namun
berhenti berputar untukku. Tidak memberiku kesempatan memperbaiki apapun,
bahkan untuk sekali saja.